Shutter Stock
Jumat, 15 Oktober 2010 | 07:59 WIB
Petai juga berkhasiat sebagai antidepresan.
JAKARTA, KOMPAS.com — Banyak orang menghindari petai dan jengkol dengan alasan baunya. Namun, jangan langsung menghindari makanan yang satu ini karena punya khasiat luar biasa.
Saat mengonsumsi petai, salah satu jenis biji-bijian ini sudah pasti mengeluarkan gas sulfur yang bisa menimbulkan aroma tak sedap di mulut. Meski demikian, sangat disayangkan jika Anda lantas memutuskan untuk "alergi" terhadap petai.
Petai sebenarnya mengandung zat antioksidan yang bagus dan asam amino triptofan. Asam amino triptofan ini membentuk serotonin di dalam tubuh dan membuat tubuh lebih rileks, tidur lebih nyenyak, dan menjaga kestabilan suasana hati.
Saat menstruasi merupakan waktu yang tepat untuk makan petai. Ini karena pada masa menstruasi, suasana hati sering kacau dan dapat ditenangkan dengan petai. Sama halnya saat Anda mengalami stres, serotonin yang dihasilkan dapat membuat saraf-saraf tegang mengendur.
Di samping itu, petai yang kaya serat ini merupakan antioksidan yang baik karena mengandung vitamin B6 untuk mengatur kadar gula darah dan membantu relaksasi. Zat besi yang terkandung di dalamnya mampu mencegah anemia.
Beda halnya dengan jengkol, mengonsumsi makanan ini justru sebaiknya dibatasi. Mengonsumsinya dalam kondisi berlebih bisa berbahaya bagi ginjal karena mengandung asam jengkolat.
Bila pH darah dalam keadaan normal, maka hal ini mungkin masih aman. Namun jika pH mulai di bawah tujuh, maka hal itu akan berbahaya. Jengkolat yang cenderung bersifat asam dapat membentuk kristal yang tidak larut dalam air. Akibatnya, rasa nyeri muncul saat buang air kecil.
Bahkan, bisa jadi urine akan mengandung darah karena adanya luka dalam ginjal akibat kristal tersebut. Bila sudah begini, cepat atasi dengan minum soda dan air putih sebanyak mungkin untuk menetralisasi kristal. Selanjutnya, segera pergi ke dokter. (tam)
Editor: Asep Candra | Sumber :Sehatnews
No comments:
Post a Comment